Thursday, May 12, 2005

KONSERVATIF

semoga Allah SWT senantiasa membuka mata hati kita.
perkenalkan mas rizal, saya anak muda dari jogja yang konservatif.

saya tertarik untuk mengkonservasi hati nurani dan etika yang telah lama digadaikan anak bangsa ini, termasuk oleh orang-orang pintarnya.
saya antusias mengkonservasi rasa kemanusiaan yang lama dimatikan karena ambisi uang dan kekuasaan.
saya setia untuk mengkonservasi rasa kebangsaan yang sering dicampakkan karena ketertundukan pada pikiran dan perintah orang dan bangsa asing, dengan sepenuh hati saya mengkonsrvasi niatan untuk tidak mau menjadi kuli di negeri sendiri, yang sering dilakoni
karena iming-iming uang, kekuasaan, kepandaian, dan ketertundukan pikiran pada kebenaran pasar bebas (globalisme).
saya rela mengkonservasi ekonomi rakyat yang telah lama dipinggirkan dan digilas korporat-korporat raksasa (asing), diabaikan pemerintah, dan diacuhkan teknokrat-ekonomi kebanyakan. saya bahagia jika bisa mengkonservasi demokrasi ekonomi yang akan dipasung dan diganti dengan korporatokrasi (oh ya, lihatlah Perkins, 2004 dan Pilger, 2002).
saya bangga jika bisa mengkonservasi cita-cita mulia untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, bukan hanya bagi segelintir orang yang punya modal dan kekuasaan.

oh ya, saya lebih suka mengkonservasi pikiran-pikiran bung Hatta yang pro-ekonomi rakyat, selalu dekat dengan rakyat kecil, berkarakter, dan seorang Islam yang taat.

tapi saya bukan orang-rang yang mengkonservasi ajaran-ajaran ekonomi, ideologi ekonomi, dan teori-teori ekonomi ortodok, konvensional, neoklasik-Barat, yang sudah usang dan memang tidak sesuai dengan falsafah, sistem nilai, dan sistem sosial-budaya bangsa.
saya malu jika ikut-ikutan mengkonservasi pendidikan ekonomi yang menjauh dari Tuhan dan rakyat, membentuk mindset individualis, kapitalis, dan neoliberal.
saya berusaha sebisa mungkin tidak mengkonservasi perilaku ekonomi yang tak beretika, tidak mengkonservasi ketimpangan dan kemiskinan, tidak mengkonservasi neo-imperialisme berkedok pasar bebas (globalisme), tidak mengkonservasi eksploitasi dan sub-ordinasi thd ekonomi rakyat, dan tidak mengkonservasi otoritarianisme baik oleh negara maupun pasar.

biarlah market fundamentalis dan penganut neoliberalisme yang mengkonservasinya

saya ingin belajar dari mas rizal, bahwa untuk punya hati tidak mesti harus "kiri", untuk punya otak tidak perlu mesti "kanan", tak peduli berapa pun usia, hati dan otak harus dipake bersama-sama. hanya dengan itu cita-cita bisa diperjuangkan.

awan santosa

No comments: